Selasa, 25 Oktober 2011

Kronologis Tragedi Munich 1958












Tepat 6 Februari 1958, tragedi kecelakaan pesawat menewaskan 23 orang.

Pesawat Elisabeth yang membawa 44 penumpang (termasuk tim MU) dari Beograd, Yugoslavia pada 6 Februari 1958. Saat itu, MU baru saja pulang dari Beograd dalam pertandingan Liga Champions lawan Red Star Belgrade yang berakhir 3-3. Di Munich, pesawat berhenti untuk mengisi bahan bakar. Namun, ketika lepas landas, pesawat kehilangan kekuatannya dan terjatuh menabrak perumahan.
Tragedi Munich air tanggal 6 Februari 1958 merenggut nyawa 8 pemain tim - Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam "Billy" Whelan - dan 15 penumpang lainnya, termasuk beberapa staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley dan Tom Curry. Terjadi 2 kali pendaratan sebelum yang ketiga terjadi kesalahan fatal, yang disebabkan tidak stabilnya kecepatan pesawat karena adanya lumpur. Penjaga gawang United Harry Gregg mempertahankan kesadaran saat kecelakaan itu dan dibawah ketakutan pesawat akan meledak, menyelamatkan Bobby Charlton dan Dennis Viollet dengan mengencangkan sabuk pengamannya. Tujuh pemain United menginggal dunia di tempat sedangkan Duncan Edwards tewas ketika perjalanan menuju rumah sakit. Sayap kanan Johnny Berry juga selamat dari kecelakaan itu, tetapi cedera membuat karir sepak bolanya berakhir cepat. Dokter Munich mengatakan bahwa Matt Busby tidak memiliki banyak harapan, namun ia pulih dengan ajaibnya dan akhirnya keluar dari rumah sakit setelah dua bulan dirawat di rumah sakit.
Baris belakang : Harry Gregg, Jackie Blanchflower, Ray Wood
Baris depan : Bill Foulkes, Dennis Viollet, Bobby Charlton, Ken Morgans, Albert Scanlon

Pada kecelakaan itu, hanya 9 pemain yang selamat. Yang masih hidup hingga kini adalah Bobby Charlton, Bill Foulkes, Harry Gregg, Albert Scanlon dan Kenny Morgans.

"Saat itu, MU sedang dalam proses menanjak," kata Bobby Charlton yang mencetak 249 gol dalam 759 penampilannya.

Dia mengingat perkataan pelatih Matt Busby kepada para pemain bahwa tugas utama mereka menghibur para pekerja industri.

"Karena mereka bekerja berat dan lama. Maka, pada Sabtu (hari pertandingan) tak ada salahnya menghibur mereka. Dan, perkataannya ternyata benar," tambah Charlton.